Gili Labak, I'm in Love
Perjalanan kali ini saya mengunjungi Gili Labak, sebuah
pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara Sumenep, pulau Madura. Untuk bisa
ke sana, saya naik pesawat dari Jakarta ke Surabaya bersama tiga teman saya.
Sesampainya di bandara Juanda Surabaya di malam hari, kami dijemput oleh supir
dan mobil sewaan untuk langsung menuju pelabuhan Kalianget, pelabuhan paling
ujung timur di Sumenep. Butuh waktu sekitar 7 jam untuk sampai ke Kalianget
dari bandara Juanda.
Sesampainya di Kalianget di pagi hari, kami mencoba nego menyewa perahu untuk menyebrang ke Gili Labak dan akhirnya sepakat di harga Rp. 700.000,- Dari
pelabuhan Kalianget ke Gili Labak memakan waktu
2 jam untuk menyeberang sambil menikmati hamparan laut luas dan langit
biru yang mempesona.
Sesampainya di Gili Labak, kami tidak hentinya memuji-muji pulau tersebut. Hamparan pasir putih layaknya tepung berpadu anggun dengan kecantikan warna air laut biru jernih yang kerap menyentuh bibir pantai dengan cantiknya. Belum lagi langit yang sangat cerah kala itu membuat saya yang baru sampai rasanya tak ingin pulang. Untungnya ketika kami di sana, tidak banyak rombongan lain, hanya rombongan perahu kami dan satu rombongan perahu lain sehingga Gili Labak terasa seperti pulau pribadi pada saat itu karena kami mengunjunginya di hari Jum'at, bukan di akhir pekan. Bisa dilihat bahwa Gili Labak kini sudah lumayan terawat dengan adanya tulisan besar warna-warni Gili Labak, banyaknya tempat duduk-duduk santai, meja dan gazebo yang membuat nyaman pengunjung. Terdapat juga beberapa warung dan restoran yang dikelola warga di pulau tersebut.
Sesampainya di Gili Labak, kami tidak hentinya memuji-muji pulau tersebut. Hamparan pasir putih layaknya tepung berpadu anggun dengan kecantikan warna air laut biru jernih yang kerap menyentuh bibir pantai dengan cantiknya. Belum lagi langit yang sangat cerah kala itu membuat saya yang baru sampai rasanya tak ingin pulang. Untungnya ketika kami di sana, tidak banyak rombongan lain, hanya rombongan perahu kami dan satu rombongan perahu lain sehingga Gili Labak terasa seperti pulau pribadi pada saat itu karena kami mengunjunginya di hari Jum'at, bukan di akhir pekan. Bisa dilihat bahwa Gili Labak kini sudah lumayan terawat dengan adanya tulisan besar warna-warni Gili Labak, banyaknya tempat duduk-duduk santai, meja dan gazebo yang membuat nyaman pengunjung. Terdapat juga beberapa warung dan restoran yang dikelola warga di pulau tersebut.
Banyak hal yang bisa dilakukan di Gili Labak, yaitu jelas berfoto-foto karena banyak sudut-sudut bagus di Gili Labak untuk berfoto, seperti ayunan, tulisan besar warna-warni Gili Labak, dermaga, jembatan dan bahkan hanya sekedar tiduran di hamparan pasir putihnya juga sudah sangat indah. Lalu anda pun bisa snorkeling di bibir pantai, dijamin aman karena ombaknya tenang asalkan jangan berenang terlalu jauh menuju ke laut. Walaupun hanya di bibir pantai, saya sudah bisa melihat banyak jenis ikan yang berwarna-warni meskipun tidak terlalu banyak batu karang.
Setelah puas mengeksplor Gili Labak dan kulit sudah mulai
menghitam, kami akhirnya dengan berat hati memutuskan untuk kembali ke pelabuhan Kalianget. Untuk bisa menikmati semua keindahan di Gili Labak
tersebut, pengelola pariwisata di Gili Labak hanya meminta dana sebesar Rp
5.000,- untuk turis dalam negeri.
Pakej Percutian Bromo, Pakej Pelancongan Surabaya Bromo, Agent Travel Surabaya Bromo, Pakej Tour Bromo Kawah Ijen, Mount Bromo Tour, Mount Bromo Ijen Crater Tour Package, Kawah Ijen Tour Package, Surabaya Bromo Ijen Tour Package, Bromo Ijen Tour, Surabaya Bromo Ijen Tour
ReplyDelete