Trip to Singapore-Hong Kong-Macau dengan Budget Merakyat Part 1
Howdy everyone!
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya ketika backpakeran ala-ala selama 5 hari (11-16 Oktober 2016) ke Singapore, Hong Kong dan Macau. Trip ini terlaksana ketika kamu gak usah berpikir panjang dan ketika diajakin temen untuk hunting tiket dari Mei kamu iya-iyain aja dulu dan ternyata beneran dapet dan akhirnya jalan juga yang tadinya saya tim iya-iyain aja, malah jadi orang yang paling rempong ngurusin teknis itinerary pada akhirnya. Karena mitos tentang kalau mau traveling yang tadinya ragu-ragu, kalau sudah kebeli tiket pesawatnya niscaya mau gak mau pasti jalan~
Oke, jadi seperti yang sudah saya bilang, saya diajak teman saya. Total yang jalan itu ada tiga orang. Saya dan kedua teman saya, Dya dan Icha. Dya yang ngajakin saya dan Icha untuk akhirnya backpackeran. Awalnya destinasi mau Hong Kong doang, tapi ketika Dya mencari tiket sekitaran bulan Mei, doi dapet tiket murah tapi mengharuskan transit lama di Singapore. Yasudah, akhirnya kita memasukkan Singapore sebagai salah satu destinasi juga. Untuk Macau, kita berpikir udah ke Hong Kong udah lah sekalian aja nyebrang Macau sehari walaupun gak main judi juga (mau judi gimana, orang pake kerudung).
Jadilah kami berangkat pada tanggal 11 Oktober 2016. kami berangkat dengan penerbangan malam menggunakan Tiger Air transit ke Singapore. Penerbangan dari Cengkareng ke Singapore berdurasi sekitar 1 jam. Karena kami transit di SIngapore sampai sekitar 18jam, jadi kami harus bermalam di bandara Changi. Kami sampai Changi lumayan larut, sekitar jam setengah 12 malam. Bukannya langsung cari tempat istirahat, kami malah explore Changi dan jalan-jalan dengan mata yang udah kriyep-kriyep. Terus saya punya ide aneh untuk coba tidur di bioskop Changi. Di Changi ada dua bioskop di terminal 2 dan 3. Karena menurut petugas sana bioskop yang paling bagus itu adanya di Terminal 3, jadilah kami ke sana.
Movie Theatre Terminal 3 Bandara Changi
Ketika sampai di sana, film yang sedang dimainkan adalah Daddy's Home (2015). Bioskopnya lumayan oke, gratisan pula nontonnya ya kan. Asli, ketika sampai dan duduk di bioskop tersebut, mata udah sepet banget ngantuk. Saya akhirnya mencoba untuk memejamkan mata dan tidur, tapi gak bisa tidur nyenyak karena mendengar dialog film Daddy's Home yang ternyata seru juga padahal saya gak melek, cuma denger dialognya doang (akhirnya saya nonton beneran film itu sekitar 2 minggu yang lalu dan filmnya lumayan).
Oke, jadi ternyata tidur di bioskop itu ide buruk (yaiyalaaah, duh!). Lalu, kita ngiter-ngiter lagi cari tempat tidur dan akhirnya kita tidur seadanya di lounge terminal 3. Kita tidur di atas karpet aja ngegelosor.
Lounge Terminal 3 Bandara Changi
Ternyata orang-orang yang transit juga banyak yang hanya tidur di karpet doang. Meskipun saya sudah bawa bantal, tetep aja gak bisa tidur beneran yang nyenyak. Alhasil ketika fajar telah tiba (cie) akhirnya kami bergerak lagi untuk siap-siap ke garden by the Bay. Kami berangkat dari Changi cukup pagi, sekitar jam 7-8 pagi. Kami berangkat ke Garden by the Bay.
Untuk ke Garden by the Bay, kami naik MRT dari bandara ke Bayfront. Biaya tiket round trip Bandara-Bayfront adalah S$5.1. Setelah sampai Bayfront, ikuti saja petunjuk yang akan mengarahkan ke Garden by the Bay, dekat kok jalannya tidak terlalu jauh.
Setelah sampai Garden by the Bay, awalnya kami mau naik ke OCBC Skyway yang harus bayar S$8, tapi setelah sudah sampai lokasi kami mengurungkan niat tersebut karena pada saat itu panas teriknya bukan main, jadi kami jalan sekitar Garden by the Bay saja menikmati pemandangan yang indah. Gratis pula. Mantab.
Beberapa sudut di Garden by the Bay
Karena sore kami sudah harus terbang ke Hong Kong, dari siang hari kami sudah kembali ke Bandara. Sambil menunggu take off, kami makan di Bandara di restoran Penang Culture. Saya memesan nasi lemak dan iced tea latte, dan untungnya enak plus porsinya buanyak banget dengan lauk yang rame. Harga makanan dan minuman adalah S$15.
Setelah makan, kita stand by di waiting room untuk melanjutkan penerbangan ke Hong Kong. Dari Singapore ke Hong Kong penerbangan memakan waktu sekitar 4 jam. Kami sampai Hong Kong sekitar jam 7 malam. Lalu kami langsung mencari Counter yang menjual Octopus Card. Kami memutuskan untuk membeli Octopus Card karena lebih pratis, untuk naik MTR, bus dan belanja di Sevel bisa menggunakan kartu tersebut. Untuk mendapatkan Octopus Card, harus membeli dengan harga HK$150. Dimana HK$50 nya adalah deposit dan HK$100 nya bisa kita pakai. Dan nantinya jika ingin di refund, hanya dikenakan biaya HK$9. Jadi menurut kami, that's quite a good deal, terlebih kalau transaksi pakai Octopus Card harga sedikit lebih murah daripada tiap naik MTR bayar manual pakai kartu sekali jalan.
Octopus Card
Octopus Card sudah di tangan, kami langsung mencari cara untuk bisa keluar dari Bandara dan langsung ke penginapan kami yang berada di daerah Tsim Sha Tsui. Dan di sinilah cerita zonk plus kocak dimulai. Mungkin karena kita saking lelahnya dan ingin cepat-cepat sampai penginapan, kita cari aja transportasi yang wujudnya kereta dan di pikiran kita trasnportasi kereta di bandara pasti adalah MTR dong yang harganya normal. Nah ketika kita ikutin petunjuk yang jelas-jelas tulisannya express train dan yang di pikiran kita itu adalah MTR pada umumnya, jadilah kita naik express train tersebut. Ketika sudah di dalam kereta, jujur sih saya norak sendiri dan mikir, "Gokil, MTR doang aja kok nyaman banget gini yah, kaya naik kereta eksekutif."
Express Train di Bandara Hong Kong
Lalu kami turun di stasiun Hong Kong yang mana adalah tujuan terakhir dari express train line. Ketika kami menempelkan kartu di mesin untuk keluar dari stasiun Hong Kong, alangkah terkejutnya kami ketika melihat saldo yang terpakai adalah HK$100. Pada saat itu kami cengo, kesel, bingung dan lelah semua kumpul jadi satu deh. Tapi ya memang makes sense sih, keretanya nyaman gitu dan bukan MTR. Jadi ya... lebih mahal. Setelah dari stasiun Hong Kong, kami isi saldo lagi sebesar HK$100 barulah kami naik MTR biasa dan melanjutkan perjalanan untuk ke Tsim Sha Tsui.
Tips: Dari bandara, kalau mau naik transportasi murah, bisa menggunakan bus. Atau gak tetep naik express train, tapi turun di stasiun pertama yaitu Tsing Yi, dari situ ganti ke jalur orange tua yang sudah jalur MTR biasa.
Kami menginap di New China Hotel di Chungking Mansions. Untuk lokasi, memang cukup strategis dan mudah untuk kemana-mana. Tapi untuk lingkungan dari Chungking Mansionsnya sendiri, saya sih tidak terlalu merekomendasikan tempat ini. Karena tempatnya kumuh, terasa tidak nyaman dan aman. (Dan bener aja, setelah saya pulang dai Hong Kong, saya iseng searching tentang Chungking Mansions dan ternya tempat itu terkenal sebagai tempat kriminal seperti penjualan narkoba, tempat prostitusi dan mafia-mafia banyak yang ngumpul di sana. Untung kami semua selamat aman sentosa selama nginap di sana haha). Jadi Chungking Mansions itu auranya semacam ITC Cipulir tapi dengan rasa keamanan yang rendah. Untungnya tempat penginapan kami di New China Hotel tidak terlalu buruk, meskipun kecil tapi lumayan nyaman dan bersih.
New China Hotel
Keesokan harinya, kami bersiap-siap untuk ke Macau. Kami berangkat dari pagi sekitar jam 9. Untuk menyebrang ke Macau, kami berangkat dari Hong Kong China Ferry Terminal yang masih satu daerah dengan penginapan kami. Jadi untuk sampai ke Hong Kong China Ferry Terminal, kami tinggal jalan kaki sambil lihat-lihat toko sepanjang jalan dan lalu lintasnya.
Beberapa sudut di Tsim Sha Tsui
Sesampainya di Hong Kong China Ferry terminal, ternyata tempatnya itu berbentuk mall. Lalu kami membeli tiket round trip ke Macau. Kami berangkat jam 11 siang dan membeli tiket untuk pulang jam 5 sore. Kami menggunakan Turbo Jet. Harga tiket berangkat adalah HK$164 dan tiket pulang adalah HK$153. Sekali perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Jadwal on time dan ferrynya cukup nyaman meskipun waktu saya naik ombaknya sedang lumayan tinggi.
Ketika sudah di Macau, kami langsung mencari bis gratis yang mengantarkan ke hotel-hotel berbintang. Destinasi pertama kami adalah The Venetian, jadi kami naik bis gratis yang dari Venetian hotel. Sekilas tata kota di jalan besar Macau itu mirip di Kuningan dan Simprug. Tapi bedanya di Macau banyak gedung-gedung pencakar langit dengan arsitektur futuristik.
Di The Venetian, kami hanya lihat-lihat sebentar dan numpang foto-foto sambil menyaksikan pementasan drama yang waktu itu sedang ada ketika kami berkunjung. Ohya, kami juga sempet lihat ada pendayung gondola asli orang Italia dayung gondolanya sambil nyanyi, lucu juga. Mas-mas yang dayung gondolanya lucu juga. Ehe.
The Venetian
Setelah dirasa cukup berada di The Venetian, kami melanjutkan perjalanan. Destinasi selanjutnya adalah Senado Square dan Ruins of St. Paul. Untuk dapat kesana, kami naik bis gratis dari Venetian Hotel untuk balik lagi ke pelabuhan. Di pelabuhan, kami naik bis gratis dari Grand Lisboa Hotel. Oh iya, untuk bisa naik bis gratis dari Grand Lisboa Hotel, harus berumur 21 tahun ke atas ya. Dari pelabuhan ke Grand Lisboa Hotel lumayan dekat, sekitar 10 menit saja. Sesampainya di sana, kami langsung disambut oleh tempat judi dengan segala macam mesin dan meja judi ala-ala film Action. Nenek-nenek dan kakek-kakek juga banyak yang main judi. Luar biasa.
Di Depan Grand Lisboa Hotel
Dari Grand Lisboa Hotel, cukup berjalan kaki untuk sampai Senado Square. Jaraknya agak lumayan jauh, tapi tidak terlalu melelahkan kok, sambil menikmati dan lihat-lihat sekitar aja.
Senado Square
Dari Senado Square, ikuti panah penunjuk jalan saja untuk sampai ke Ruins of St. Paul. Sepanjang jalan, kita dapat melihat banyak toko berdempetan menjual berbagai macam hal dan juga banyak restoran. Nuansa pertokoan dan restorannya bergaya vintage Portugis.
Suasana Jalan Kaki dari Senado Square ke Ruins of St. Paul
Setelah sudah sampai di Ruins of St. Paul, ya apalagi yang kami lakuin kalo bukan foto-foto. Setelah cekrak cekrek sana sini, kami lapar. Kami akhirnya cuma makan snack yang kita bawa dan beli pocari sweat seharga HK$15. Macau sendiri mata uangnya adalah MOP, tapi beberapa toko dan pedagang masih ada sih yang menerima HK$.
Ruins of St. Paul
Ruins of St. Paul adalah tujuan terakhir kami di Macau. Setelah dari sana, kami segera ke pelabuhan untuk kembali ke Hong Kong. Kami sampai Hong Kong sekitar jam 6 sore, lalu kami memutuskan untuk menghabiskan malam ke daerah Victoria Harbour untuk menantikan pertunjukkan Symphony of Lights yang ada tiap jam 8 malam setiap hari. Symphony of Lights adalah pertunjukan lampu yang berasal dari lampu-lampu gedung pencakar langit sekitar Victoria Harbour dan sorotan lampu-lampu laser. Kami menontonnya dari Tsim Sha Tsui Promenade di luar the Hong Kong Cultural Centre. Sebelum Symphony of Lights mulai, kami foto-foto dulu di sekitar Victoria Harbour.
Sekitaran Victoria Harbour
Dan ketika sudah jam 8 malam, akhirnya Symphony of Lightsnya pun dimulai. Pertunjukan berlangsung hanya sekitar 10-15 menit. Dan menurut saya pribadi, pertunjukannya B-I-A-S-A. Haha.
Pertunjukan Symphony of Lights
Sehabis itu kami berniat jalan kaki menyusuri Victoria Harbour untuk sampai ke Avenue of Stars, tapi bad luck to bad so sad Avenue of Starsnya lagi ditutup karena lagi perbaikan huhu. Tapi, di pinggiran Victoria Harbour malam itu lagi ada rame-rame, ternyata lagi ada Premiere Doctor Strange waktu itu kyaaaaa saya histeris banget. Sayangnya kita gak nonton sampai habis karena kita udah lelah banget mana belum makan dari siang hiks. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke penginapan kita dan cari makan sekitar Chungking Mansions.
Acara Premiere Doctor Strange
Sampai di Chungking Mansions, karena kita udah saking lelahnya dan dikerubungi sales restoran dengan mas-mas sales yang ngotot banget untuk kita makan di restoran mereka, akhirnya kita memutuskan untuk makan di restoran India yang tempatnya sih kurang nyaman menurut saya dan agak-agak creepy. Kami mesen samosa dan nasi briyani dengan harga total HK$34.
Perut sudah terisi dan malam sudah semakin larut, kami akhirnya balik ke penginapan dan mandi dan main internetan sampe bego karena wifi di penginapan untungnya bagus dan cepat. FYI, sepanjang trip ini dari Singapore, Hong Kong hingga Macau, kami adalah fakir wifi, hanya mengandalkan wifi untuk internetan. haha.
Kami sudah gak sabar untuk keesokan harinya, karena kami akan ke Disneyland, yeaaay....!!!!
-to be contiinued-
Comments
Post a Comment